Skip to main content

Aku Salah

"Maaf aku tidak bisa melanjutkan semua ini, entah mengapa aku merasa bosan. Kamu terlalu baik, kamu sangat baik bagi ku. Kamu selalu berusaha membahagiakan ku, setiap ada masalah kamu tidak marah, tetapi lebih memendamnya dan menyelesaikannya di kemudian hari. Ini bukan salah mu, tetapi aku cuma ingin mengatakan aku bosan."

"Aku tidak berani tegas dalam hubungan ini, aku hanya takut mengulang lagi dari nol jika aku harus memutuskan hubungan ini. Seperti aku membuang-buang waktu saja selama ini. Aku malas memulai untuk jatuh cinta lalgi dengan orang lain."

"Sebenarnya, aku takut dimarah oleh orang tua ku jika hubungan ini berakhir. Itu mengapa aku selama ini berusaha untuk tetap ada dalam hubungan ini."

"Selama ini, kemana pun aku berpergian bersamamu, aku anggap kita jalan-jalan biasa. Ya karena tidak ada teman yang aku ajak jalan - jalan. Kalau ada teman yang aku ajak jalan pasti aku ajak merekalah."

"Maaf, beberapa waktu ini ada seseorang yang care dengan ku. Ternyata aku ada rasa dengannya, aku tidak tahu saat ini harus memilih siapa. Aku tidak mau meninggalkan mu karena aku takut ini hanya sesaat tetapi aku tidak bisa menjamin rasa dengan mu akan baik-baik saja."

Bagi seorang pria, ini salah ku. Aku yang menyebabkan semua ini terjadi. Aku gagal membuatnya untuk tidak bosan dalam hubungan ini. Bagi kami seorang pria, kami tidak bisa mengatakan kalau wanita itu egois dan jangan pernah menagih semua pengorbanan selama ini untuknya, karena itu akan sia-sia saja.

Kami cuma berusaha belajar menjaga sebuah komitmen yang telah kami buat bersama, suka duka, sedih senang, bosan tidak bosan, tetap saling menjaga satu sama lain. Itu harapan ku selama ini, karena setiap pasangan akan selalu berhadapan dengan rasa bosan. Apalagi aku pria yang memiliki banyak kekurangan, hal terakhir yang bisa seorang pria buruk seperti ku ini dalam sebuah hubungan adalah menjaga komitmen itu sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

Takut Akan Masa Depan

Siapa yang pernah atau sedang mengalami hal ini? Takut akan sesuatu yang terjadi dimasa depan. Sebelumnya aku mau info, tulisan ini bukanlah sebuah solusi bagaimana cara kita agar tidak takut menghadapi masa depan. Tulisan ini hanya apa yang kupikirkan saja, jadi lebih ke curhat dan bukan solusi ya, hehehe... Jadi sering aku dihantui dengan ketakutan masa depan. Sesuatu yang tidak pasti. Bagaimana kalau terjadi A? Bagaimana kalau B? Jadi hal itu benar-benar mengganggu. Terbesit apakah aku akan bisa menghadapi jika sesuatu itu akan datang atau tidak, atau apakah nanti masih baik-baik saja atau tidak. Terjebak dalam moment itu seperti pengulangan yang tak terhingga alias looping-looping terus. Serasa tidak ada habisnya. Bagaimana cara menghadapinya adalah pertanyaan yg sering aku lontarkan ke diriku sendiri. Setelah itu aku mencoba memberanikan diri untuk masuk dan mengamati kenapa aku bisa takut akan masa depan. Ternyata mengamati dan mencoba memahami diri sendiri itu penting. Bukan unt

Lelah dan Tertidur

Kesendirian memiliki dua sisi yang berlawanan, ia bisa melemahkan dan ia bisa menguatkan kita. Hal, kecil dari pengalaman pribadi di suatu sore bersama adik. Kami diberikan tugas oleh ibu untuk memasang galon air pada dispenser. Dan rasa malas pun melemahkan kami sehingga kami saling lempar tanggung jawab, hanya untuk sekedar memasang galon air pada dispenser. Jika pada saat itu saya sendiri, saya sudah lakukan itu langsung.

Nikmati Saat Ini

Aku sedang duduk. Ditemani oleh suasana siang yang penat. Syukur sebuah pohon dengan ikhlasnya meneduhkan suasana. Pikiran selalu memaksa ku untuk tak berpaling pada penatnya hidup. Deru masalah, daftar pekerjaan, dan bisingnya hidup. Pikiranku selalu berlari diantara itu, minta untuk diperhatikan. Tapi hati selalu menahan ku. Menahanku untuk tak selalu mengikuti arus itu. Menahanku untuk berhenti sejenak. Berhenti untuk menikmati suasana, ya suasana ini. Nikmatilah.