Terbangun pagi seperti biasa ditempat berbeda dan suasana yang berbeda. Melihat sekeliling pagi dan berusaha menemukan tempat terbaik untuk bersandar mempertahankan kesadaran dan mengembalikan tekanan gravitasi tempat tidur ini. Seperti biasa, dimana pun aku terbangun, pagi memang begitu amat sangat mesra. Selalu ingin berlama-lama dengan kemesraan tersebut tetapi sayangnya pasti berganti.
Teringat seseorang di masa lalu, selalu dapat mengisi mesranya setiap pagi ku, walau kami tidak sedang bersama. Sayangnya itu pun juga telah berganti. Seorang sahabat pernah berbagi tentang setiap hal menakjubkan tentang mesranya pagi baginya, membuat setiap detiknya masuk dalam sebuah perenungan.
Ia bercerita ketika suatu pagi ia terbangun karena tawa canda anak-anak kecil yang dengan semangatnya berlari berangkat sekolah. Melihat dari sisi jendela dengan sinar yang masuk secara perlahan-lahan, ia melihat begitu bahagianya anak-anak itu. Sesederhana itu untuk bahagia dan senyum pun terbentuk di wajah mereka. Pagi yang indah.
Ia juga berbagi tentang pagi pertamanya setelah ditinggal pergi cintanya. Pagi itu ia katakan sangat berat, sangat tidak mesra, dan amat tidak nyaman. Tidak seperti pagi-pagi sebelumnya, dan itu menyakitkan. Tetapi mengalami pagi seperti ini bukanlah sebuah kesalahan baginya, setelah ia paham, ia berterimakasih pernah berkenalan dengan pagi itu.
Jika pagi anda masih dihiasi oleh cerewetnya ibu atau ayah saat membangunkan, tetaplah bersyukur. Bagi seseorang yang kini tinggal jauh dengan orang tuanya, mereka akan merindukan cerewetnya seorang ibu memastikan anaknya terbangun pagi. Itu salah satu hal indah yang sering aku tunggu ketika bangun siang di kampung.
Sahabatku pernah mengatakan banyak hal tentang paginya, tetapi ada beberapa hal yang tak pernah ku lupakan. Pagi selalu membangunkan kita dari mimpi, indah maupun buruk. Memberikan sandaran untuk mempersiapkan langkah pertama mengawali setiap hari. Menyediakan renungan dan introspeksi diri tentang masa lalu untuk masa ini. Menyadarkan bahwa kita tidak hidup di masa lalu maupun di masa depan, tapi masa ini saat ini. Dan seharusnya penyesalan di masa lalu bukan menjadi sebuah hambatan untuk saat ini. Ehm, mesra mu (pagi) sudah akan berganti, saatnya menyiapkan diri untuk rutinitas hari ini.
Teringat seseorang di masa lalu, selalu dapat mengisi mesranya setiap pagi ku, walau kami tidak sedang bersama. Sayangnya itu pun juga telah berganti. Seorang sahabat pernah berbagi tentang setiap hal menakjubkan tentang mesranya pagi baginya, membuat setiap detiknya masuk dalam sebuah perenungan.
Ia bercerita ketika suatu pagi ia terbangun karena tawa canda anak-anak kecil yang dengan semangatnya berlari berangkat sekolah. Melihat dari sisi jendela dengan sinar yang masuk secara perlahan-lahan, ia melihat begitu bahagianya anak-anak itu. Sesederhana itu untuk bahagia dan senyum pun terbentuk di wajah mereka. Pagi yang indah.
Ia juga berbagi tentang pagi pertamanya setelah ditinggal pergi cintanya. Pagi itu ia katakan sangat berat, sangat tidak mesra, dan amat tidak nyaman. Tidak seperti pagi-pagi sebelumnya, dan itu menyakitkan. Tetapi mengalami pagi seperti ini bukanlah sebuah kesalahan baginya, setelah ia paham, ia berterimakasih pernah berkenalan dengan pagi itu.
Jika pagi anda masih dihiasi oleh cerewetnya ibu atau ayah saat membangunkan, tetaplah bersyukur. Bagi seseorang yang kini tinggal jauh dengan orang tuanya, mereka akan merindukan cerewetnya seorang ibu memastikan anaknya terbangun pagi. Itu salah satu hal indah yang sering aku tunggu ketika bangun siang di kampung.
Sahabatku pernah mengatakan banyak hal tentang paginya, tetapi ada beberapa hal yang tak pernah ku lupakan. Pagi selalu membangunkan kita dari mimpi, indah maupun buruk. Memberikan sandaran untuk mempersiapkan langkah pertama mengawali setiap hari. Menyediakan renungan dan introspeksi diri tentang masa lalu untuk masa ini. Menyadarkan bahwa kita tidak hidup di masa lalu maupun di masa depan, tapi masa ini saat ini. Dan seharusnya penyesalan di masa lalu bukan menjadi sebuah hambatan untuk saat ini. Ehm, mesra mu (pagi) sudah akan berganti, saatnya menyiapkan diri untuk rutinitas hari ini.
Comments
Post a Comment