Skip to main content

Tidak Menyerah Untuk ku

Terkadang dan bahkan sering kali, diri ku merasa mampu bersabar, kuat, dan bertahan dalam sebuah hubungan yang paling menyakitkan sekalipun. Mampu bertahan pada hubungan yang sulit dan selalu mengorbankan perasaan sendiri demi orang yang disayangi, hanya untuk mempertahankan status.

Aku melihat diri ku sendiri amat sangat angkuh dapat melakukan hal tersebut sendirian. Aku kira dalam hubungan, hanya ada aku dan kita. “Kita” menandakan kebersamaan dan “aku” menandakan keegoisan. Sangat jarang aku meminta pasangan ku untuk ikut berjuang mempertahankan sebuah hubungan, itu mengapa persentase aku diputusin itu lebih banyak dari pada mutusin, "miris" kata sahabat ku.

Sahabat ku mengatakan, “ada kalanya menyerah itu perlu Broo, jika kamu sudah lelah”. Bukan karena ingin lari begitu saja dari masalah setiap hubungan, tetapi untuk mengetahui apakah pasanganmu juga ikut berjuang dalam hubungan mu. Menyerahlah dan lihat apakah dia mempertahankan mu atau tidak. Jika ia mencintaimu, ia akan berusaha memperbaiki dirinya, jika tidak. Hahahaha,..

Jika tidak, itu berarti tepat keputusan mu untuk menyerah. Untuk apa berjuang untuk orang yang salah. Carilah pasangan yang selalu dapat saling menguatkan dan tidak menyerah dengan hubungan. “So, untuk dapetin pasangan seperti itu jangan cepat menyerah juga, wkwkkww“

Comments

Popular posts from this blog

Tidak Harus Tau

Pernah ndak kalian ada di posisi "kok tidak ada yang tau ya perjuangan ku". Atau "sedang capek banget tapi tidak ada yang tau". Jika kalian pernah merasakanannya, artinya kita sama. Seringkali ketika kita berjuang untuk seseorang, kita ingin perjuangan diketahui agar diapresiasi. Biasanya itu akan membuat kalian sakit hati, karena harapan itu jarang terjadi. Jika dari awal kita berpikir capek, lelah, dan beratnya proses tidak mesti diketahui orang, mungkin kita akan tidak sakit karena beban ekspektasi.

Takut Akan Masa Depan

Siapa yang pernah atau sedang mengalami hal ini? Takut akan sesuatu yang terjadi dimasa depan. Sebelumnya aku mau info, tulisan ini bukanlah sebuah solusi bagaimana cara kita agar tidak takut menghadapi masa depan. Tulisan ini hanya apa yang kupikirkan saja, jadi lebih ke curhat dan bukan solusi ya, hehehe... Jadi sering aku dihantui dengan ketakutan masa depan. Sesuatu yang tidak pasti. Bagaimana kalau terjadi A? Bagaimana kalau B? Jadi hal itu benar-benar mengganggu. Terbesit apakah aku akan bisa menghadapi jika sesuatu itu akan datang atau tidak, atau apakah nanti masih baik-baik saja atau tidak. Terjebak dalam moment itu seperti pengulangan yang tak terhingga alias looping-looping terus. Serasa tidak ada habisnya. Bagaimana cara menghadapinya adalah pertanyaan yg sering aku lontarkan ke diriku sendiri. Setelah itu aku mencoba memberanikan diri untuk masuk dan mengamati kenapa aku bisa takut akan masa depan. Ternyata mengamati dan mencoba memahami diri sendiri itu penting. Bukan unt...

Aku Salah

"Maaf aku tidak bisa melanjutkan semua ini, entah mengapa aku merasa bosan. Kamu terlalu baik, kamu sangat baik bagi ku. Kamu selalu berusaha membahagiakan ku, setiap ada masalah kamu tidak marah, tetapi lebih memendamnya dan menyelesaikannya di kemudian hari. Ini bukan salah mu, tetapi aku cuma ingin mengatakan aku bosan." "Aku tidak berani tegas dalam hubungan ini, aku hanya takut mengulang lagi dari nol jika aku harus memutuskan hubungan ini. Seperti aku membuang-buang waktu saja selama ini. Aku malas memulai untuk jatuh cinta lalgi dengan orang lain." "Sebenarnya, aku takut dimarah oleh orang tua ku jika hubungan ini berakhir. Itu mengapa aku selama ini berusaha untuk tetap ada dalam hubungan ini." "Selama ini, kemana pun aku berpergian bersamamu, aku anggap kita jalan-jalan biasa. Ya karena tidak ada teman yang aku ajak jalan - jalan. Kalau ada teman yang aku ajak jalan pasti aku ajak merekalah." "Maaf, beberapa waktu ini ada se...