Skip to main content

Menyapa Masa Lalu

Lama sudah aku tidak menulis lagi. Banyak hal yang ku kerjakan dan membuat waktu untuk menulis sangatlah sulit. Tapi selalu menyenangkan ketika sahabat ku datang dan berkunjung lagi. Bercerita apa yang dia rasa dan berbagi tentang masa lalu untuk masa depan.

Ia datang begitu saja dan menyapa ku. Sangatlah lucu karena lama sekali kita tidak berjumpa. Ia berkata dia pun sibuk dengan banyak hal saat ini. Aku pun mengatakan, tak apa asalkan kau selalu menyisihkan waktu untuk dirimu sendiri. Selalu menyenangkan bertemu dengan sahabat ku yang satu ini karena pasti ada cerita yang ingin dia sampaikan ke diri ku.

Hi, kemarin aku bermimpi, kata sahabat ku. Bermimpi apa tanyaku. Aku bertemu dengan nya, bukan tentang saat ini tetapi tentang masa lalu ku. Entah kenapa kita bertemu dan saling menyapa. Sekarang dia sudah bersama orang lain dan sedang mengandung. Langsung aku tanyakan apa yang kalian bicarakan? Masih ingatkah?

Kami hanya tersenyum dan saling bertanya kabar. Apa kabar mu? Bagaimana kandungan mu? Kamu akan menjadi ibu ya, aku ikut bahagia. Sambil tersenyum dia juga menanyakan apa kabar sahabat ku ini. Sahabat ku mengatakan, rasanya amat aneh pada saat ini. Ya kami seperti seorang sahabat yang care satu sama lain. Kami punya tanggung jawab masing-masing dan itu kami kedepankan.

Mendengarnya bercerita selalu mengasikkan. Satu hal yang aku suka dari sahabat ku adalah dia menerima dan paham bahwa masa lalu tidak hanya sekedar waktu yang telah terlewatkan tetapi ada nilai yang bisa kita ambil untuk masa depan. Saling menghargai satu sama lain dan hidup pada saat ini bukan masa lalu adalah salah satu tanggung jawab terhadap masa ini untuk masa depan.

Comments

Popular posts from this blog

Tidak Harus Tau

Pernah ndak kalian ada di posisi "kok tidak ada yang tau ya perjuangan ku". Atau "sedang capek banget tapi tidak ada yang tau". Jika kalian pernah merasakanannya, artinya kita sama. Seringkali ketika kita berjuang untuk seseorang, kita ingin perjuangan diketahui agar diapresiasi. Biasanya itu akan membuat kalian sakit hati, karena harapan itu jarang terjadi. Jika dari awal kita berpikir capek, lelah, dan beratnya proses tidak mesti diketahui orang, mungkin kita akan tidak sakit karena beban ekspektasi.

Mengijinkan Berlalu

Sore itu, matahari masih belum begitu ramah untuk sekedar diajak bercanda. Suasana pantai dengan anugerah matahari terbenam memang selalu menyajikan suasana perpisahan yang begitu indah. Sejenak kita bisa menikmati senja yang berlalu begitu saja. Tidak menyapa, tidak berpamitan, dan pergi begitu saja. Indah tapi berlalu. Sambil duduk sendiri sambil menikmati semuanya, aku teringat salah satu cerita seorang sahabat. Sebuah cerita tentang cinta yang tak harus berakhir bahagia. Aku masih teringat, ketika seorang sahabat mengatakan bahwa kisah cintanya berakhir. Kisah cinta yang ia pejuangkan sekuat tenaga dan akhirnya kandas juga. Bulan-bulan pertama setelah ia putus, ia masih menganggap bahwa hidup tidak adil padanya. Ia masih tidak percaya, apa yang sudah diperjuangkan sudah tidak ada artinya lagi. Sambil menatap senja saat itu, aku sedikit paham beberapa hal tentang perpisahan. Perpisahan itu pasti, bagaimana pun kita menghalanginya perpisahan akan tetap ada. Tetapi mengapa selalu ...

Takut Akan Masa Depan

Siapa yang pernah atau sedang mengalami hal ini? Takut akan sesuatu yang terjadi dimasa depan. Sebelumnya aku mau info, tulisan ini bukanlah sebuah solusi bagaimana cara kita agar tidak takut menghadapi masa depan. Tulisan ini hanya apa yang kupikirkan saja, jadi lebih ke curhat dan bukan solusi ya, hehehe... Jadi sering aku dihantui dengan ketakutan masa depan. Sesuatu yang tidak pasti. Bagaimana kalau terjadi A? Bagaimana kalau B? Jadi hal itu benar-benar mengganggu. Terbesit apakah aku akan bisa menghadapi jika sesuatu itu akan datang atau tidak, atau apakah nanti masih baik-baik saja atau tidak. Terjebak dalam moment itu seperti pengulangan yang tak terhingga alias looping-looping terus. Serasa tidak ada habisnya. Bagaimana cara menghadapinya adalah pertanyaan yg sering aku lontarkan ke diriku sendiri. Setelah itu aku mencoba memberanikan diri untuk masuk dan mengamati kenapa aku bisa takut akan masa depan. Ternyata mengamati dan mencoba memahami diri sendiri itu penting. Bukan unt...