Skip to main content

Ambil Kendali Hidup

Saat ini umurku 27 tahun, aku sempat mengira umurku 28 tahun, tapi setelah dihitung-hitung kembali ternyata masih 27. Dari masa ke masa aku merasakan suatu yang berbeda dalam hidupku, fokus pada cara kita menjalani hidup. Mungkin kalian juga merasakannya.

Ketika belum bekerja, semua jadwal setiap harinya tergantung pada jadwal sekolah, jadwal pendingan tugas, dan jadwal dari orang tua. Tetapi ketika saya merantau di Surabaya untuk kuliah, transisi itu mulai saya rasakan. Saya dipaksa untuk membuat plan jadwal saya setiap hari agar dapat kuliah dan dapat menyelesaikan setiap deadline.

Hal itu jujur membuat lelah, karena saya harus dibiasakan menyusun segalanya sendiri, iya karena saya harus bertanggung jawab dengan diri saya sendiri ketika diperantauan. Tetapi disaat itulah saya belajar banyak untuk selalu membuat plan dan target, dan itu benar-benar berguna saat ini.

Saat ini saya bekerja di perusahaan yang bergerak dalam project IT. Disini plan dan deadline menjadi kunci sukses sebuat project. Mempunyai sebuah team saya harus berusaha untuk selalu membagi pekerjaan dan deadline bagi team saya. Tidak lupa adalah memberikan deadline kepada diri saya sendiri, berat memang tapi jika anda dapat melakukannya, itu akan berguna untuk kehidupan sehari-hari anda.

Begitulah saya dibentuk hingga saat ini. Ketika weekend saya sendiri, apalagi after hubungan saya berakhir. Rasanya memang berat untuk mengubah kebiasaan saya yang selama ini selalu bersama kekasih, menghabiskan waktu bersama mengunjungi tempat-tempat menyenangkan. Tapi secara tidak langsung, saya dipaksa membuat plan-plan lain agar weekend saya tetap menyenangkan walau sendiri.

Selalu ada jalan ternyata, walau memang masih terasa berat, tapi kita manusia dikaruniai sebuah kemampuan spesial oleh Tuhan yaitu adaptasi.

Comments

Popular posts from this blog

Takut Akan Masa Depan

Siapa yang pernah atau sedang mengalami hal ini? Takut akan sesuatu yang terjadi dimasa depan. Sebelumnya aku mau info, tulisan ini bukanlah sebuah solusi bagaimana cara kita agar tidak takut menghadapi masa depan. Tulisan ini hanya apa yang kupikirkan saja, jadi lebih ke curhat dan bukan solusi ya, hehehe... Jadi sering aku dihantui dengan ketakutan masa depan. Sesuatu yang tidak pasti. Bagaimana kalau terjadi A? Bagaimana kalau B? Jadi hal itu benar-benar mengganggu. Terbesit apakah aku akan bisa menghadapi jika sesuatu itu akan datang atau tidak, atau apakah nanti masih baik-baik saja atau tidak. Terjebak dalam moment itu seperti pengulangan yang tak terhingga alias looping-looping terus. Serasa tidak ada habisnya. Bagaimana cara menghadapinya adalah pertanyaan yg sering aku lontarkan ke diriku sendiri. Setelah itu aku mencoba memberanikan diri untuk masuk dan mengamati kenapa aku bisa takut akan masa depan. Ternyata mengamati dan mencoba memahami diri sendiri itu penting. Bukan unt

Lelah dan Tertidur

Kesendirian memiliki dua sisi yang berlawanan, ia bisa melemahkan dan ia bisa menguatkan kita. Hal, kecil dari pengalaman pribadi di suatu sore bersama adik. Kami diberikan tugas oleh ibu untuk memasang galon air pada dispenser. Dan rasa malas pun melemahkan kami sehingga kami saling lempar tanggung jawab, hanya untuk sekedar memasang galon air pada dispenser. Jika pada saat itu saya sendiri, saya sudah lakukan itu langsung.

Nikmati Saat Ini

Aku sedang duduk. Ditemani oleh suasana siang yang penat. Syukur sebuah pohon dengan ikhlasnya meneduhkan suasana. Pikiran selalu memaksa ku untuk tak berpaling pada penatnya hidup. Deru masalah, daftar pekerjaan, dan bisingnya hidup. Pikiranku selalu berlari diantara itu, minta untuk diperhatikan. Tapi hati selalu menahan ku. Menahanku untuk tak selalu mengikuti arus itu. Menahanku untuk berhenti sejenak. Berhenti untuk menikmati suasana, ya suasana ini. Nikmatilah.